Berbicara tentang pemasaran kerajinan tangan khas Jawa Timur, saya langsung ingat beberapa hari yang lalu saya membaca surat kabar harian Jawa Pos. Setelah itu saya mencoba melihat di situs Jawa Pos yang saya salin isinya sebagai berikut :
PEMBANGUNAN gedung tersebut sudah rampung pada akhir 2009. Namun, pengoperasiannya menunggu peresmian yang direncanakan dilaksanakan pada Maret ini.
Dua gedung yang menjorok ke Jalan Raya Bandara Juanda itu terlihat megah dan mencolok. Lokasinya strategis karena berada di tepi Jalan Raya Bandara Juanda. Pengguna jalan yang akan menuju bandara internasional dapat melihat gedung yang dibangun dengan dana APBD Jatim sebesar Rp 6 miliar tersebut. Letaknya berada di sisi selatan Hotel Bandara Surabaya, sebelum Kantor Departemen Agama Jatim.
Dua gedung kembar berukuran masing-masing 50 x 60 meter itu mengapit gedung utama Dinkop dan UMKM Jatim. Gedung di sebelah barat diberi nama Gedung Pamer Produk UKM Jatim. Dindingnya berwarna krem dan dihiasi sejumlah display cetak produk kerajinan. Sedangkan gedung di sebelah timur dengan dinding bercat putih dan hijau bernama Gedung Pusat Souvenir UKM Jatim.
”Gedung ini menjadi etalase produk unggulan 38 kabupaten/kota se-Jatim,” kata Kepala Dinkop dan UMKM Braman Setyo dengan didampingi Kasi Pengembangan Pemasaran Bidang UMKM Totok Indarto pekan lalu.
Braman menuturkan, pembangunan galeri tersebut sekaligus bertujuan memudahkan para wisatawan yang ingin mengetahui produk unggulan khas Jatim. Jadi, para pelancong yang ingin membeli produk lokal tersebut tidak harus berkunjung ke kabupaten/kota di Jatim yang sangat luas. ”Nanti seluruh produk UKM di Jatim ada di galeri ini,” terang Braman.
Lokasi yang strategis di jalur akses Bandara Juanda makin menjanjikan para pelaku UKM. Tercatat sekitar 11 ribu orang mendarat di bandara internasional.
Pihaknya tengah menjalin kerja sama dengan beberapa stakeholder agar upaya promosi efektif. Di antaranya, Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita), Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda). Tak ketinggalan pula sejumlah lembaga perbankan seperti Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida), Bank Jatim, dan BNI.
Mantan kepala Biro Kesra Setdaprov Jatim itu menjelaskan, pameran produk UKM bersifat tematik. Durasi pameran ditetapkan setiap dua minggu sekali dengan tema berbeda. ”Tema sedang kami susun agar dinas di kabupaten/kota bisa menyiapkan delegasinya,” jelas dia.
Braman yang juga getol membina atlet panjat tebing Jatim itu mengungkapkan, fasilitas ruang pamer tersebut juga dapat memunculkan ikon-ikon yang merupakan ciri khas kabupaten/kota. Di antaranya, aksesori miniatur Tugu Pahlawan maupun cenderamata patung Sura dan Baya sebagai ikon Surabaya dan aksesori khas daerah lain.
Sebelum di-launching Maret ini, pihaknya menyosialisasikan ruang pamer yang didesain berukuran masing-masing 2,5 x 3 meter tersebut kepada pelaku UKM. Jumlah stan di setiap gedung mencapai 50. Braman menambahkan, untuk tahap promosi sampai tahun depan, pemkab/pemkot bisa mengirim delegasinya secara gratis. (ib)” (sumber : http://jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=120302 )
Membaca artikel di atas, saya sangat berharap dengan adanya galeri ini, produk kerajinan tangan Khas Jawa Timur bisa di angkat ke permukaan. Tidak hanya konsep dan wacana. Tapi memang bisa gratis seperti yang di jelaskan di atas. Saya masih ingat beberapa saat yang lalu kami sangat kebingungan memasarkan kerajinan tangan khas Jawa Timur kami yaitu Cethe Merchandise. Kita ikuti perkembangannya..(sp)
“[ Rabu, 03 Maret 2010 ]
Bangun Galeri di Akses Masuk Jatim, Gratis bagi Pelaku UKM
Kiat Pemprov Jatim Ciptakan Ikon Khas Kabupaten/Kota Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Dinkop dan UMKM) Pemprov Jatim membangun gedung yang berfungsi sebagai galeri produk usaha kecil dan menengah (UKM). Gedung dua lantai itu digratiskan bagi pelaku UKM dari 38 kabupaten/kota di Jatim.
SURYO EKO PRASETYO, Surabaya
SURYO EKO PRASETYO, Surabaya
PEMBANGUNAN gedung tersebut sudah rampung pada akhir 2009. Namun, pengoperasiannya menunggu peresmian yang direncanakan dilaksanakan pada Maret ini.
Dua gedung yang menjorok ke Jalan Raya Bandara Juanda itu terlihat megah dan mencolok. Lokasinya strategis karena berada di tepi Jalan Raya Bandara Juanda. Pengguna jalan yang akan menuju bandara internasional dapat melihat gedung yang dibangun dengan dana APBD Jatim sebesar Rp 6 miliar tersebut. Letaknya berada di sisi selatan Hotel Bandara Surabaya, sebelum Kantor Departemen Agama Jatim.
Dua gedung kembar berukuran masing-masing 50 x 60 meter itu mengapit gedung utama Dinkop dan UMKM Jatim. Gedung di sebelah barat diberi nama Gedung Pamer Produk UKM Jatim. Dindingnya berwarna krem dan dihiasi sejumlah display cetak produk kerajinan. Sedangkan gedung di sebelah timur dengan dinding bercat putih dan hijau bernama Gedung Pusat Souvenir UKM Jatim.
”Gedung ini menjadi etalase produk unggulan 38 kabupaten/kota se-Jatim,” kata Kepala Dinkop dan UMKM Braman Setyo dengan didampingi Kasi Pengembangan Pemasaran Bidang UMKM Totok Indarto pekan lalu.
Braman menuturkan, pembangunan galeri tersebut sekaligus bertujuan memudahkan para wisatawan yang ingin mengetahui produk unggulan khas Jatim. Jadi, para pelancong yang ingin membeli produk lokal tersebut tidak harus berkunjung ke kabupaten/kota di Jatim yang sangat luas. ”Nanti seluruh produk UKM di Jatim ada di galeri ini,” terang Braman.
Lokasi yang strategis di jalur akses Bandara Juanda makin menjanjikan para pelaku UKM. Tercatat sekitar 11 ribu orang mendarat di bandara internasional.
Pihaknya tengah menjalin kerja sama dengan beberapa stakeholder agar upaya promosi efektif. Di antaranya, Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita), Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda). Tak ketinggalan pula sejumlah lembaga perbankan seperti Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida), Bank Jatim, dan BNI.
Mantan kepala Biro Kesra Setdaprov Jatim itu menjelaskan, pameran produk UKM bersifat tematik. Durasi pameran ditetapkan setiap dua minggu sekali dengan tema berbeda. ”Tema sedang kami susun agar dinas di kabupaten/kota bisa menyiapkan delegasinya,” jelas dia.
Braman yang juga getol membina atlet panjat tebing Jatim itu mengungkapkan, fasilitas ruang pamer tersebut juga dapat memunculkan ikon-ikon yang merupakan ciri khas kabupaten/kota. Di antaranya, aksesori miniatur Tugu Pahlawan maupun cenderamata patung Sura dan Baya sebagai ikon Surabaya dan aksesori khas daerah lain.
Sebelum di-launching Maret ini, pihaknya menyosialisasikan ruang pamer yang didesain berukuran masing-masing 2,5 x 3 meter tersebut kepada pelaku UKM. Jumlah stan di setiap gedung mencapai 50. Braman menambahkan, untuk tahap promosi sampai tahun depan, pemkab/pemkot bisa mengirim delegasinya secara gratis. (ib)” (sumber : http://jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=120302 )
Membaca artikel di atas, saya sangat berharap dengan adanya galeri ini, produk kerajinan tangan Khas Jawa Timur bisa di angkat ke permukaan. Tidak hanya konsep dan wacana. Tapi memang bisa gratis seperti yang di jelaskan di atas. Saya masih ingat beberapa saat yang lalu kami sangat kebingungan memasarkan kerajinan tangan khas Jawa Timur kami yaitu Cethe Merchandise. Kita ikuti perkembangannya..(sp)
0 komentar:
Posting Komentar